Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Sekolah Dasar Model Problem Based Learning Berbasis Kearifan Lokal Sasak
Abstract
Tujuan dari penelitian ini untuk mengembangkan LKPD model PBL berbasis kearifan lokal Sasak. Peneliti juga ingin mengetahui kevalidan dan kepraktisan dari LKPD yang dikembangkan. Dalam penelitian ini, produk yang dikembangkan adalah LKPD model PBL berbasis kearifan lokal Sasak. Model pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE yaitu analyze, define, development, implementation dan evaluation. Produk LKPD dikatakan valid jika memenuhi kriteria kevalidan berdasarkan hasil penilaian validator ahli. Kemudian produk LKPD dikatakan praktis jika memenuhi kriteria kepraktisan dari hasil respon guru. Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diuraikan di atas maka, kesimpulan dalam penelitian ini adalah: pertama, prosedur pengembangan penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu: analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan). Kedua, Hasil penilaian dari dua dosen ahli menyatakan bahwa LKPD PBL berbasis kearifan lokal layak dan siap digunakan untuk di ujicoba. Penilaian dari dua dosen ahli adalah 74,5 dari skor maksimal 95 atau 78% dengan klasifikasi secara kualitatif adalah valid. Oleh karena itu, kualitas produk pengembangan berupa LKPD PBL berbasis kearifan lokal sasak dinyatakan layak digunakan untuk ujicoba. Selanjutnya dilakukan ujicoba kelompok kecil untuk melihat kepraktisan LKPD yang sudah dikembangkan. Hasil uji coba menunjukkan bahwa angket penilaian guru diperoleh skor sebesar 69 atau 73% dan berada pada kategori praktis.
References
Ahmad, A. A. (2009). Islam Sasak : Pola Keberagamaan. Millah, VIII(2), 241–253.
Akbar, S. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Remaja Rosdakarya.
Arief, A. Z. (2016). Implementasi Konsep Ecohouse Dan Ecoliving Pada Arsitektur–Permukiman Tradisional Sasak. Jurnal Spectra, 14(27), 1–14.
Auliya, T., Surjono, & Antariksa. (2009). Permukiman Tradisional Suku Sasak Di Dusun Senaru. Arsitektur E-Journal, 2(2), 120–129.
Fatmahandayani, Siti Ilhami ; Anggraeni, Peri & Haromain, N. (2019). Konstruksi solidaritas sosial besiru masyarakat di desa sembalun bumbung. Jurnal Warta Desa, 1(2), 149–167.
Haeruddin. (2017). Sistem Kekerabatan Suku Sasak: Kajian Linguistik Kebudayaan. Lingua, 14(1), 39–54.
I.W. Surita, I.W. Suja, & A.A.I.A.R. Sudiatmika. (2022). Perancangan Dan Validasi Lembar Kerja Peserta Didik Untuk Mendukung Implementasi Model Problem Based Learning Bermuatan Kearifan Lokal Guna Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran IPA Indonesia, 12(2), 70–80. https://doi.org/10.23887/jppii.v12i2.56558
I gede Yudarta, I. nyoman P. (2015). Sebagai Identitas Budaya Sasak. Journal SEGARA WIDYA, 3, 367–375.
Khotimah, K., & Kuntjoro, S. (2019). Keefektifan Lembar Kegiatan Peserta Didik (Lkpd) Problem Based Learning Berbasis Kearifan Lokal Pada Materi Ekosistem Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Kelas X Sma. Bioedu, 8(2), 240–247.
Mastur. (2018). Agresifitas sang petarung peresean: Analisis Psiko Sosio-Antropologis Atas tradisi Presean Etnis Sasak. Fikroh, VII(2), 1–32.
Nabila, A. A. (2017). Fun Coloring Mewarnai Budaya Nusantara (N. Riawan (ed.)). Cikal Aksara.
Pane, S. M., Lubis, M., & Sormin, S. A. (2022). Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Bermuatan Kearifan Lokal Terintegrasi TPACK untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar, Efektifkah? Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 6(3), 377–384. https://doi.org/10.23887/jppp.v6i3.52482
Puspitawati. Hasanah, N. F. A. A. D. (2020). Kearifan Lokal Petani Kopi Dataran Tinggi Gayo. Yayasan Kita Menulis.
Rapanna, P. (2016). Membumikan kearifan lokal dalam kemandirian ekonomi. CV Sah Media.
Rizky, R dan Wibisono, T. (2012). Mengenal Seni & Budaya Indonesia. CIF (Penebar Swadaya Grup).
Sahril, S., Idrus, A. Al, & Syukur, A. (2022). Pengembangan LKPD Pencemaran Lingkungan berbasis PBI (Problem Based Instruction) untuk Meningkatkan Literasi Sains dan Berpikir Kritis Siswa SMP/MTs di Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7(4b), 2379–2393. https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4b.863
Saifuddin, F. (2018). Denotative and Connotative Meaning of Signs in Lombok Musical Instrument (Gendang Beleq). International Journal of English Literature and Social Sciences, 3(1), 97–100. https://doi.org/10.22161/ijels.3.1.17
Saladin, B. (2009). Wetu Telu; Suatu Bentuk Keberagaman Pendidikan Pembebasan Berbudaya Masyarakat Lombok. Karsa, 9(1), 106–122.
Saladin, B. (2014). Tradisi Merari’ Suku Sasak Di Lombok Dalam Perspektif Hukum Islam. AL-IHKAM: Jurnal Hukum & Pranata Sosial, 8(1), 21. https://doi.org/10.19105/ihkam.v8i1.338
Setiadi, Hakam, R. (2013). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Kencana Prenada Media Group.
Sujarwo, C. G. (2021). Analisis Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa. Cybernetics: Journal Educational Research and Social Studies, 2, 123–130. https://doi.org/10.51178/cjerss.v2i4.320
Sumardi, N. K. (2018). Evolusi Gendang Beleq Lombok. Gondang: Jurnal Seni Dan Budaya, 1(2), 63. https://doi.org/10.24114/gondang.v1i2.8564
Wilian, S. (2019). Linguistik Indonesia. Linguistik Indonesia, 37(1). https://doi.org/10.26499/li.v37i1.94
Zuhdi, M. H. (2018). Kearifan Lokal Sasak Sebagai Model Pengelolaan Konflik di Masyarakat Lombok. Mabasan, 12, 64–85.
Copyright (c) 2024 Muhammad Sobri, Ilham Handika, Asri Fauzi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.